GusMaksum Lirboyo memberikan ijazah amalan ilmu kebal untuk menjaga diri dari serangan musah saat tertidur. Amalan ini fadilahnya untuk menjaga diri waktu tidur, jadi misalnya tidur nyanyak diserang musuh bisa menghindar menangkis atau membalas,” ungkap Gus Maksum. Adapun tatacara mengamalkan ijazah ini adalah sebagai berikut.
– Maksum Dajuhar, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini lebih dikenal dengan nama Gus Maksum. Ia adalah jawara pencak silat yang menjadi Ketua Umum pertama Ikatan Pencak Silat Nahdatul Ulama Pagar Nusa. Gus Maksum lahir di Kanigoro, Keras, Kediri Jawa Timur pada 8 Agustus 1944. Ia adalah cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, manaf Abdul karim. Pendidikan pertamanya diperoleh dari orang tuanya, Abdullah Djauhari di masuk sekolah dasar Kanigoro pada 1957. Ia kemudian melanjutkan Madrasah Tsanawiyahnya di Lirboyo. Sejak kecil, ia gemar dengan kesenian pencak silat, tenaga dalam, pengobatan dan seorang kyai, Gus Maksum terkenal berperilaku nyeleneh menurut kebiasaan orang pesantren. Ia dikenal sebagai Pendekar Nomer Wahid di kalangan Nahdatul Ulama NU. Penampilannya yang nyentrik, berambut gondrong, berjenggot dan berkumis panjang, bersarung setinggi lutut, dan memakai bakiak. Selain itu, ia suka memelihara binatang yang ridak umum dipelihara orang kebanyakan. Seperti berjenis ular, buaya, kera, orang hutan dan menguasai berbagai aliran ilmu silat, ia juga punya kemampuan linuwih supranatural, sehingga beredar cerita tentang kedigjayaannya. Karena itu pula, ia sangat disegani dan mampu membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragaan di kalangan pesantren. Ia pun dikenal sebagai Komando Penumpasan PKI di wilayah Kediri dan sekitarnya. Salah satu kisah yang menunjukkan karomahnya adalah ketika bentrok dengan orang-orang PKI di alun-alun Kediri. Gus Maksum muda mampu mengalahkan belasan orang PKI cerita beredar terkait kesaktian Gus Maksum dalam menumpas PKI. Diantaranya setiap bacokan senjata tidak pernah bisa mengenai tubuhnya ataupun melukainya. Bahkan senjata lawan selalu berhenti jarak satu kilan dari tubuhnya. Penampilan Gus Maksum yang berambut gondrong bukan hanya sekedar hobinya, namun rambut gondrongnya adalah ijazah yang didapat dari gurunya, yaitu Habib Baharun dari Mrican, Kediri. Hasil dari pengalaman itu sering terjadi keanehan-keanehan terkait dengan rambutnya. Diantaranya, rambutnya bisa berdiri, mengeluarkan api dan bahkan tidak bisa di Gus Maksum juga dilihat dari saat ia pergi ke Semarang untuk menghadiri sebuah undangan pengajian di Sragen, Jawa Tengah pada 1999. Waktu itu tanpa ada sebab yang jelas, tiba-tiba ada seseorang yang menikamnya. Tapi Gus Maksum tidak terluka sedikitpun, hanya pakaiannya yang robek akibat Maksum juga terkenal sebagai orang yang kebal terhadap santet. Sudah tidak terhitung berapa dukun santet yang dihadapinya, sejak kecil Gus Maksum sudah terbiasa menghadapi berbagai macam-macam aliran ilmu santet. Kekebalan Gus Maksum terhadap santet sudah pembawaan sejak lahir, karena dia masih keturunan Kiai Hasan Besari Ponorogo. Menurut Gus Maksum sebagai muslim tidak perlu khawatir terhadap santet, karena santet hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kafir. Pada saat itu, muncullah kebutuhan untuk mengembangkan ilmu bela diri dengan tujuan memperkuat kalangan pesantren. Karena itu, pada 27 September 1985 M, berkumpullah para kyai di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur dalam rangka membentuk sebuah wadah khusus pencak silat Nahdatul Ulama. Musyawarah tersebut dihadiri para tokoh pencak silat dari Jombang, Pasuruan, Kediri, Cirebon dan bahkan serupa kemudian dilaksanakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur pada 3 Januari 1986. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat Pagar Nusa Pagar NU dan Bangsa. Para peserta musyawarah kemudian menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa yang dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum PBNU Abdurrahman Wahid dan Rais Am Achmad bawah kepemimpinan Gus Maksum, syiar Pagar Nusa sampai ke luar Jawa. Ia mengabdikan diri sampai akhir hayatnya dalam rangka melestarikan seni pencak silat di kalangan pesantren dan NU. Selanjutnya, Pagar Nusa dipimpin oleh Aizzudin Abdurrahman yang terpilih sebagai ketua umum periode 2002-2017 pada kongres yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Pacitan, Lamongan, Jawa santet terjadi di awal 1990-an di Jawa Timur, kemudian membesar menjadi isu nasional menjelang reformasi 1998. Saat itu menjadi masa yang penting bagi eksistensi Pagar Nusa. Di samping banyak orang yang ingin belajar bela diri, Pagar Nusa berperan penting dalam menjaga stabilitas keamanan dari isu santet di masyarakat. Dan hingga kini, Pagar Nusa tetap menjadi garda depan NU dalam menjaga berbagai ancaman keamanan. Saat itu puluhan santrinya tinggal bersamanya di dalam rumah dan dianggap seperti anaknya sendiri. Dia juga menampung anak-anak yang menjadi korban kekerasan etnis di Sampit, Kalimantan Tengah. Dalam dunia politik, Gus Maksum selalu mengikuti arah politik NU. Ketika NU bergabung dengan PPP, ia menjadi juru kampanye PPP hingga tingkat nasional. Begitu pula ketika PKB didirikan pada 1998, ia pun turut ambil bagian dalam membesarkan partai. Meski demikian, ia tidak pernah mau menduduki jabatan politik Maksum wafat di Kanigoro di umur 57 tahun pada 21 januari 2003 dan dimakamkan di pemakaman keluarga, di sebelah barat masjid lama Pondok Pesantren Lirboyo. Semasa hidupnya, ia telah berkontribusi besar dalam mengembangkan seni bela diri yang tetap lestari di kalangan Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara, Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Kemenag RI, November 2016.
GusMaksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga (dalam Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa. Sebagai jenderal utama
Maksum Dajuhar, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini lebih dikenal dengan nama Gus Maksum. Ia adalah jawara pencak silat yang menjadi Ketua Umum pertama Ikatan Pencak Silat Nahdatul Ulama Pagar Nusa. Gus Maksum lahir di Kanigoro, Keras, Kediri Jawa Timur pada 8 Agustus 1944. Ia adalah cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, manaf Abdul karim. Pendidikan pertamanya diperoleh dari orang tuanya, Abdullah Djauhari di masuk sekolah dasar Kanigoro pada 1957. Ia kemudian melanjutkan Madrasah Tsanawiyahnya di Lirboyo. Sejak kecil, ia gemar dengan kesenian pencak silat, tenaga dalam, pengobatan dan seorang kyai, Gus Maksum terkenal berperilaku nyeleneh menurut kebiasaan orang pesantren. Ia dikenal sebagai Pendekar Nomer Wahid di kalangan Nahdatul Ulama NU. Penampilannya yang nyentrik, berambut gondrong, berjenggot dan berkumis panjang, bersarung setinggi lutut, dan memakai bakiak. Selain itu, ia suka memelihara binatang yang ridak umum dipelihara orang kebanyakan. Seperti berjenis ular, buaya, kera, orang hutan dan menguasai berbagai aliran ilmu silat, ia juga punya kemampuan linuwih supranatural, sehingga beredar cerita tentang kedigjayaannya. Karena itu pula, ia sangat disegani dan mampu membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragaan di kalangan pesantren. Ia pun dikenal sebagai Komando Penumpasan PKI di wilayah Kediri dan sekitarnya. Salah satu kisah yang menunjukkan karomahnya adalah ketika bentrok dengan orang-orang PKI di alun-alun Kediri. Gus Maksum muda mampu mengalahkan belasan orang PKI cerita beredar terkait kesaktian Gus Maksum dalam menumpas PKI. Diantaranya setiap bacokan senjata tidak pernah bisa mengenai tubuhnya ataupun melukainya. Bahkan senjata lawan selalu berhenti jarak satu kilan dari tubuhnya. Penampilan Gus Maksum yang berambut gondrong bukan hanya sekedar hobinya, namun rambut gondrongnya adalah ijazah yang didapat dari gurunya, yaitu Habib Baharun dari Mrican, Kediri. Hasil dari pengalaman itu sering terjadi keanehan-keanehan terkait dengan rambutnya. Diantaranya, rambutnya bisa berdiri, mengeluarkan api dan bahkan tidak bisa di Gus Maksum juga dilihat dari saat ia pergi ke Semarang untuk menghadiri sebuah undangan pengajian di Sragen, Jawa Tengah pada 1999. Waktu itu tanpa ada sebab yang jelas, tiba-tiba ada seseorang yang menikamnya. Tapi Gus Maksum tidak terluka sedikitpun, hanya pakaiannya yang robek akibat Maksum juga terkenal sebagai orang yang kebal terhadap santet. Sudah tidak terhitung berapa dukun santet yang dihadapinya, sejak kecil Gus Maksum sudah terbiasa menghadapi berbagai macam-macam aliran ilmu santet. Kekebalan Gus Maksum terhadap santet sudah pembawaan sejak lahir, karena dia masih keturunan Kiai Hasan Besari Ponorogo. Menurut Gus Maksum sebagai muslim tidak perlu khawatir terhadap santet, karena santet hanya bisa dilakukan oleh orang-orang saat itu, muncullah kebutuhan untuk mengembangkan ilmu bela diri dengan tujuan memperkuat kalangan pesantren. Karena itu, pada 27 September 1985 M, berkumpullah para kyai di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur dalam rangka membentuk sebuah wadah khusus pencak silat Nahdatul Ulama. Musyawarah tersebut dihadiri para tokoh pencak silat dari Jombang, Pasuruan, Kediri, Cirebon dan bahkan serupa kemudian dilaksanakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur pada 3 Januari 1986. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat Pagar Nusa Pagar NU dan Bangsa. Para peserta musyawarah kemudian menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa yang dikukuhkan langsung oleh Ketua Umum PBNU Abdurrahman Wahid dan Rais Am Achmad bawah kepemimpinan Gus Maksum, syiar Pagar Nusa sampai ke luar Jawa. Ia mengabdikan diri sampai akhir hayatnya dalam rangka melestarikan seni pencak silat di kalangan pesantren dan NU. Selanjutnya, Pagar Nusa dipimpin oleh Aizzudin Abdurrahman yang terpilih sebagai ketua umum periode 2002-2017 pada kongres yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Pacitan, Lamongan, Jawa santet terjadi di awal 1990-an di Jawa Timur, kemudian membesar menjadi isu nasional menjelang reformasi 1998. Saat itu menjadi masa yang penting bagi eksistensi Pagar Nusa. Di samping banyak orang yang ingin belajar bela diri, Pagar Nusa berperan penting dalam menjaga stabilitas keamanan dari isu santet di masyarakat. Dan hingga kini, Pagar Nusa tetap menjadi garda depan NU dalam menjaga berbagai ancaman keamanan. Saat itu puluhan santrinya tinggal bersamanya di dalam rumah dan dianggap seperti anaknya sendiri. Dia juga menampung anak-anak yang menjadi korban kekerasan etnis di Sampit, Kalimantan dunia politik, Gus Maksum selalu mengikuti arah politik NU. Ketika NU bergabung dengan PPP, ia menjadi juru kampanye PPP hingga tingkat nasional. Begitu pula ketika PKB didirikan pada 1998, ia pun turut ambil bagian dalam membesarkan partai. Meski demikian, ia tidak pernah mau menduduki jabatan politik Maksum wafat di Kanigoro di umur 57 tahun pada 21 januari 2003 dan dimakamkan di pemakaman keluarga, di sebelah barat masjid lama Pondok Pesantren Lirboyo. Semasa hidupnya, ia telah berkontribusi besar dalam mengembangkan seni bela diri yang tetap lestari di kalangan Ensiklopedi Pemuka Agama Nusantara, Puslitbang Lektur dan Khazanah Keagamaan, Kemenag RI, November 2016.
BukanMenertawai Negeri Sendiri, Cuma Kegugu Penyair Lumbung Puisi Jilid VI diwarnai dengan penyair-penyair kawakan dan juga mereka yang berusia muda. Tema Indonesia Lucu yang sengaja mengangkat puisi dengan pembangkit apresiasi ekspresi pembaca
harap dibaca terlebih dahulu sebelum order Judul Gus Maksum Sosok dan KiprahnyaPenerbit Lirboyo PressCover Soft CoverKH. Maksum Jauhari atau yang akrab dipanggil Gus Maksum, lahir di Kanoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944. Beliau salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh pendidikan di SD Kanigoro 1957 lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan kejadukan .Sebagai seorang kiai, Gus Maksum berilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang jadug di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan masyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum, mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar salam sehat selalu
Kalaubicara santet,banyak sekali pengalaman yang beliau dapatkan,Hampir semua aliran ilmu santet di kenalnya,dan sudah tidak terhitung banyaknya dukun santet yang pernah dihadapi,sejak kecil Gus Maksum sudah terbiasa menghadapi berbagai macam-macam aliran ilmu santet.Beliau juga tidak segan-segan untuk menantang para dukun santet secara terang
Pondok Pesantren dulunya tidak hanya mengajarkan ilmu agama dalam pengertian formal-akademis seperti sekarang ini, semisal ilmu tafsir, fikih, tasawuf, nahwu-sharaf, sejarah Islam dan seterusnya. Pondok pesantren juga berfungsi sebagai padepokan, tempat para santri belajar ilmu kanuragan dan kebatinan agar kelak menjadi pendakwah yang tangguh, tegar dan tahan uji. Para kiainya tidak hanya alim tetapi juga sakti. Para kiai dulu adalah pendekar pilih tanding. Akan tetapi belakangan ada tanda-tanda surutnya ilmu bela diri di pesantren. Berkembangnya sistem klasikal dengan materi yang padat, ditambah eforia pembentukan standar pendidikan nasional membuat definisi pesantren kian menyempit, melulu sebagai lembaga pendidikan formal. Para ulama-pendekar merasa gelisah. H Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya yang gemar berorganisasi menemui KH Ahmad Mustofa Bisri dari Rembang dan menceritakan kekhawatiran para pendekar. Mereka lalu bertemu dengan KH Agus Maksum Jauhari Lirboyo alias Gus Maksum yang memang sudah masyhur di bidang beladiri. Nama Gus Maksum memang selalu identik dengan “dunia persilatan”. Pada tanggal 12 Muharrom 1406 M bertepatan tanggal 27 September 1985 berkumpulah mereka di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan Nahdlatul Ulama NU yang khusus mengurus pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari daerah Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, serta Cirebon, bahkan dari pulau Kalimantan pun datang. Musyawarah berikutnya diadakan pada tanggal 3 Januari 1986, di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, tempat berdiam sang pendekar, Gus Maksum. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat NU bernama Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama “Pagar Nusa” yang merupakan kepanjangan dari “Pagarnya NU dan Bangsa.” Kontan para musyawirin pun menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umumnya. Pengukuhan Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa itu dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid dan Rais Aam KH Ahmad Sidiq. Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh pendidikan di SD Kanigoro 1957 lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan kejadukan Dalam “Antologi NU” terbitan LTN-Khalista Surabaya. Sebagai seorang kiai, Gus Maksum berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jenggot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Di kalangan masyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum, mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa. Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa” Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI Gus Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar! Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa. A Khoirul Anam
Meskiakhirnya, Gus Maksum tidak pernah menyelesaikan pendidikan formalnya karena ia lebih memilih hidup mandiri dan mengembara ke berbagai tempat untuk mencari ilmu, khususnya ilmu bela diri. Setelah puas belajar berbagai ilmu bela diri dan kanuragan, Gus Maksum kembali ke Kediri dan lebih banyak sebagai pengajar di Pesantren Lirboyo.
KH. Maksum Jauhari merupakan salah satu ulama yang terkenal akan Maksum sapaan akrabnya merupakan salah satu cucu dari pendiri Pondok Pesantren Lirboyo yakni Mbah Manaf Abdul kecil Gus Maksum sudah terkenal dengan kelebihan-kelebihannya yang disaksiakan langsung oleh keluarga dan para Maksum juga merupakan salah satu pendiri Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa sekaligus ketua pertama Pagar Nusa dan juga pendiri Gasmi Gerakan Aksi Silat Muslimin IndonesiaKesaktian Gus Maksum sudah sangat masyhur pada zamannya dan tidak diragukan Maksum juga sering memberikan ijazah-ijzah kepada para santri dan juga jamaahnya. Sebagaimana dikutip dari kanal You Tube ENSIKOPEDIA Maksum Lirboyo memberikan ijazah amalan ilmu kebal untuk menjaga diri dari serangan musah saat ini fadilahnya untuk menjaga diri waktu tidur, jadi misalnya tidur nyanyak diserang musuh bisa menghindar menangkis atau membalas,” ungkap Gus MaksumAdapun tatacara mengamalkan ijazah ini adalah sebagai Niatkan semua yang akan kita lakukan adalah meminta kepada ALlah Hadiahkan bacaan surat Al Fatihah berikut ini;Bsimillahirrohmanirrohim...Ilahadrotinnabiyyil Musthofa Muhammadin Shollallahu Alaihi Wasallam, Al Hadroti Sayyidin Ali Karomallahu Wajhah, Al Ila Ruuhi Auliya’il Baghdadiyyi Sayyidi Syekh Muhyiddin Abdil Qodiril Jailani, Al ila ruhi syekh Ma’ruf Al Karohiyyi Al Ila Ruhi Syekh Aqil Al Panjatiyyi Al Ila Ruhi Syekh Iyad Abi Qoisin Al Harobiyyi Al Setelah selesai membacakan surat Al Fatihah kepada Nabi dan para wali selanjutnya mengamalkan ijazah dengan membaca;Surat Al Ikhlas 3 kali, Surat Al Falaq 1 kali dan Surat An Nas satu kali.“Amalan tersebut diwiridkan setiap bakda maghrib, bakda subuh secara mudawamah,” tegas Gus Maksum Adapun fadilah amalan tersebut adalah untuk menjaga diri waktu tidur. Jadi misalnya tidur nyanyak diserang musuh bisa menghindar menangkis atau membalas. ***
MaksumJauhari (Gus Maksum), pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, ini sangat lihai berbagai ilmu hikmah. Semasa hidupnya, beliau terkenal memberikan ijazah ilmu-ilmu kebal dan penarik rizeki. Kali ini Gus Maksum memberikan ijazah wirid Jalbur Rizeki untuk menarik rizeki dari Gus Maksum, bahkan khasiatnya bagaikan
Un enseignant et chercheur de l’Université Laval figure parmi les victimes de la fusillade survenue au Centre culturel islamique de Québec, dimanche soir. Khaled Belkacemi, 60 ans, était professeur titulaire à la Faculté de sciences de l’agriculture et de l’alimentation FSAA. Il était également père de famille. Son fils a d'ailleurs réagi sur sa page Facebook avec ce message. Joint par Le Journal en matinée lundi, un collègue de M. Belkacemi ignorait le triste sort de son collègue. C’est une lourde perte», a commenté Hani Antoun, professeur retraité, associé à la faculté. C’était un homme très compétent et bien connu dans son domaine», poursuit M. Antou. L’épouse de la victime, Safia Hamoudi, est également professeure titulaire et chercheuse dans la même faculté. Il n’a pas été possible de lui parler. La nouvelle a créé un onde de choc. Jean-Claude Dufour, le doyen de la FSAA, a bien connu M. Belkacemi, qui était son collègue depuis 2002. C’était une personne extraordinaire, il était toujours souriant, vraiment performant. C’était un prof exemplaire, qui adorait ses étudiants gradués et qui enseignait très bien.» Un peu plus tôt cet après-midi, M. Dufour a rencontré la femme de M. Belkacemi. C’est une épreuve très difficile pour elle», a-t-il affirmé, puisqu’elle perd son mari mais aussi son collègue de travail. Mme Hamoudi était présente à la mosquée dimanche mais puisqu’elle n’était pas aux côtés de son mari au moment de la fusillade, elle a dû attendre de longues heures avant que les policiers ne lui confirment la triste nouvelle. Au département, c’est un choc majeur», a ajouté M. Dufour. Un rassemblement aura lieu demain midi afin d’observer une minute de silence, en mémoire des victimes de la tragédie. Par ailleurs, M. faisait partie du Centre en chimie verte et catalyse et de l’Institut sur la nutrition et les aliments fonctionnels INAF. Il avait cinq projets en cours de recherche. C’est une grosse perte, bien sur, pour les ingénieurs, pour l’agriculture, pour l’industrie alimentaire», indique M. Antoun. La directrice de l’INAF, Sylvie Turgeon, a souligné qu’il s’apprêtait à partager des résultats de recherche concluants portant notamment sur le remplacement des agents de conservation des aliments par des ingrédients naturels. Les événements sont encore plus difficiles puisque le suspect est un étudiant de l’Université Laval, a ajouté le doyen. C’est triplement plus difficile», a laissé tomber M. Dufour, qui n’aurait jamais imaginé pareille tragédie impliquant des gens reliés à l’Université Laval. L’administration universitaire a renforcé la sécurité dès lundi matin un peu partout sur le campus et en particulier à la FSAA et près des lieux de culte.
Sayamasih ingat apa yang disampaikan oleh KH. Maksum Jauhari (Gus Maksum) pada saat saya bertanya tentang Riyadhoh Ayat Kursi berkaitan dengan ilmu hikmah. Beliau berkata, “ Tidak usah dicari, kalau jodoh akan datang sendiri.” Di dalam ilmu hikmah ada yang dinamakan dengan “ jiwa mencari jiwa “. Tanpa di cari, di minta atau pun
Daripercakapan antara bapak dan anak itu, akhirnya Ki Lurah Singokerto faham, bahwa anaknya ingin menjadi dungdeng (sakti) Setelah berziarah, seluruh rombongan dua bus besar dan satu mobil elf ini dipersilahkan menuju gedung KH Santri Diajari Jurus Sakti Penarik Rejeki Ponpes Karangsawo, yang berada di Paciran, Lamongan, tidak hanya mengajari para santri belajar
Homepage/ Ilmu penarik benda goib gus maksum. Tag: Ilmu penarik benda goib gus maksum. Ciri Ciri Laki laki yang Memakai Ilmu Pelet. By admin Posted on Januari 20, Kebal (11) Kekayaan (16) Kesehatan (2) Khodam (3) Mantra (4) Mitos (1) Pelet (14) Pengobatan (2) Ramalan (1) Sakti (33) Sejarah (3) Sholawat (6)
. lrok50ab64.pages.dev/969lrok50ab64.pages.dev/486lrok50ab64.pages.dev/580lrok50ab64.pages.dev/158lrok50ab64.pages.dev/253lrok50ab64.pages.dev/433lrok50ab64.pages.dev/291lrok50ab64.pages.dev/493lrok50ab64.pages.dev/230lrok50ab64.pages.dev/98lrok50ab64.pages.dev/960lrok50ab64.pages.dev/869lrok50ab64.pages.dev/368lrok50ab64.pages.dev/193lrok50ab64.pages.dev/406
ilmu kebal gus maksum